Senin, 06 Januari 2014

MACAM - MACAM BATUAN METAMORF

Setelah mengetahui jenis-jenis pembentukan metamorfisme dan penamaan batuan metamorf berdasarkan struktur,tekstur,dan komposisi mineralnya. Kini saatnya kita perlu mengetahui dan melihat macam-macam batuan metamorf seperti yang telah dijelaskan pada postingan sebelumnya. Berikut ini adalah gambar dengan klasifikasinya :
1. Slate
Slatycleavage (sabak)
Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).
Asal                               : Metamorfisme Shale dan Mudstone
Warna                            : Abu-abu, hitam, hijau, merah
Ukuran butir                    : Very fine grained
Struktur                          : Foliated (Slaty Cleavage)
Komposisi                       :  Quartz, Muscovite, Illite
Derajat metamorfisme    : rendah
Ciri khas                       : mudah membelah menjadi lembaran tipis.

2. Filit
Filitik ( filit)
Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari Slate.
Asal                               : Metamorfisme Shale
Warna                            : Merah, kehijauan
Ukuran butir                    : Halus
Struktur                          : Foliated (Slaty-Schistose)
Komposisi                       : Mika, kuarsa
Derajat metamorfisme      : Rendah – Intermediate
Ciri khas                         : Membelah mengikuti permukaan gelombang

3. Gneiss
Gneissa (gneiss)
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
Asal                               : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna                            : Abu-abu
Ukuran butir                    : Medium – Coarse grained
Struktur                          : Foliated (Gneissic)
Komposisi                       : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat metamorfisme      : Tinggi
Ciri khas                        : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan                                          tipis kaya amphibole dan mika
4. Sekis
Skistosa (sekis)
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
Asal                               : Metamorfisme siltstone, shale, basalt
Warna                            : Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir                    : Fine – Medium Coarse
Struktur                          : Foliated (Schistose)
Komposisi                       : Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme      : Intermediate – Tinggi
Ciri khas                         : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat                                            kristal garnet
5. Marmer
Marble (marmer)
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal                            : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna                         : Bervariasi
Ukuran butir                 : Medium – Coarse Grained
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                    : Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme   : Rendah – Tinggi
Ciri khas                 : Tekstur berupa butiran seperti gula,  terkadang                                                terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.
6. Kuarsit
quartzite (kuarsit)
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi. Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
Asal                               : Metamorfisme sandstone (batupasir)
Warna                            : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir                    : Medium coarse
Struktur                          : Non foliasi
Komposisi                       : Kuarsa
Derajat metamorfisme      : Intermediate – Tinggi
Ciri khas                         : Lebih keras dibanding glass
7. Milonit
Milonitik (milonit)
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
Asal                             : Metamorfisme dinamik
Warna                          : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir                  : Fine grained
Struktur                        : Non foliasi
Komposisi                    : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme   : Tinggi
Ciri khas                      : Dapat dibelah-belah
8. Filonit
Filonit
Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan Mudstone. Filonit mirip dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika)
Asal                              : Metamorfisme Shale, Mudstone
Warna                           : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman
Ukuran butir                   : Medium – Coarse grained
Struktur                         : Non foliasi
Komposisi                      : Beragam (kuarsa, mika, dll)
Derajat metamorfisme     : Tinggi
Ciri khas                        : Permukaan terlihat berkilau
9. Serpetinit
Serpentinit
Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization). Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
Asal                 : Batuan beku basa
Warna              : Hijau terang / gelap
Ukuran butir     : Medium grained
Struktur           : Non foliasi
Komposisi        : Serpentine
Ciri khas          : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari
10. Hornfels
Hornfelsik (hornfels)
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.
Asal                            : Metamorfisme kontak shale dan claystone
Warna                         : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir                 : Fine grained
Struktur                       : Non foliasi
Komposisi                    : Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme   : Metamorfisme kontak
Ciri khas                      : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata
Demikian ulasan tentang macam-macam batuan metamorf, bila ada yang kurang atau perlu ditambahkan dapat  langsung memberikan komentar dibawah ini.

Struktur dan tekstur batuan metamorf

STRUKTUR DAN TEKSTUR BATUAN METAMORF
A. Struktur Batuan Metamorf
Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit poligranular batuan tersebut. (Jacson, 1997).  Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibadakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997).
1. Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan (gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut (Jacson, 1970).
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
1a. Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus (mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang sangat rapat, teratur dan sejajar. Batuannya disebut slate (batusabak).
Gambar Struktur Slaty Cleavage dan Sketsa Pembentukan Struktur
Gambar Struktur Slaty Cleavage dan Sketsa Pembentukan Struktur
1b. Phylitic
Srtuktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit)
Gambar Struktur Phylitic
Gambar Struktur Phylitic
1c. Schistosic
Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic atau lentikular (umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang sampai kasar. Batuannya disebut schist (sekis).
Gambar Struktur Schistosic dan Sketsa Pembentukan Struktur
Gambar Struktur Schistosic dan Sketsa Pembentukan Struktur
1d. Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselingan., lapisan penjajaran mineral yang mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler (feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral tabular atau prismatic (mioneral ferromagnesium). Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan terputus-putus. Batuannya disebut gneiss.
Gambar Struktur Gneissic dan Sketsa Pembentukan Struktur
Gambar Struktur Gneissic dan Sketsa Pembentukan Struktur
2. Struktur Non Foliasi
Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain:
2.a  Hornfelsic/granulose
Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan equigranular dan umumnya berbentuk polygonal. Batuannya disebut hornfels (batutanduk)
Gambar Sruktur Granulose
Gambar Sruktur Granulose
2b. Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi. Struktur kataklastik ini terjadi akibat metamorfosa kataklastik. Batuannya disebut cataclasite (kataklasit).
2c.    Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik. Cirri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan kenampakan goresan-goresan searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer. Batiannya disebut mylonite (milonit).
Struktur Milonitic
Struktur Milonitic
2d. Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap sutera pada batuan yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut phyllonite (filonit).
B. Tekstur Batuan Metamorf
Merupakan kenampakan batuan yang berdasarkan pada ukuran, bentuk dan orientasi butir mineral dan individual penyusun batuan metamorf. Penamaan tekstur batuan metamorf umumnya menggunakan awalan blasto atau akhiran blastic tang ditambahkan pada istilah dasarnya. (Jacson, 1997).
1.   Tekstur Berdasarkan Ketahanan Terhadap Proses Metamorfosa
Berdasarkan ketahanan terhadap prose metamorfosa ini tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
a. Relict/Palimset/Sisa
Merupakan tekstur batuan metamorf yang masih menunjukkan sisa tekstur batuan asalnya atau tekstur batuan asalnya nasih tampak pada batuan metamorf tersebut.
b. Kristaloblastik
Merupakan tekstur batuan metamorf yang terbentuk oleh sebab proses metamorfosa itu sendiri. Batuan dengan tekstur ini sudah mengalami rekristalisasi sehingga tekstur asalnya tidak tampak. Penamaannya menggunakan akhiran blastik.
2.   Tekstur Berdasarkan Ukuran Butir
Berdasarkan butirnya tekstur batuan metmorf dapat dibedakan menjadi:
  1. Fanerit, bila butiran kristal masih dapat dilihat dengan mata
  2. Afanitit, bila ukuran butir kristal tidak dapat dilihat dengan mata.
3.   Tekstur berdasarkan bentuk individu kristal
Bentuk individu kristal pada batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
  1. Euhedral, bila kristal dibatasi oleh bidang permukaan bidang kristal itu sendiri.
  2. Subhedral, bila kristal dibatasi oleh sebagian bidang permukaannya sendiri dan sebagian oleh bidang permukaan kristal disekitarnya.
  3. Anhedral, bila kristal dibatasi seluruhnya oleh bidang permukaan kristal lain disekitarnya.
Berdasarkan bentuk kristal tersebut maka tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
  1. Idioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk euhedral.
  2. Xenoblastik/Hypidioblastik, apabila mineralnya dibatasi oleh kristal berbentuk anhedral.
d.   Tekstur Berdasarkan Bentuk Mineral
Berdasarkan bentuk mineralnya tekstur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi:
  1. Lepidoblastik, apabila mineralnya penyusunnya berbentuk tabular.
  2. Nematoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk prismatic.
  3. Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya bersifat sutured (tidak teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
  4. Granoblastik, apabila mineral penyusunnya berbentuk granular, equidimensional, batas mineralnya bersifat unsutured (lebih teratur) dan umumnya kristalnya berbentuk anhedral.
Selain tekstur yang diatas terdapat beberapa tekstur khusus lainnya diantaranya adlah sebagai berikut:
  • Perfiroblastik, apabila terdapat mineral yang ukurannya lebih besar tersebut sering disebut porphyroblasts.
  • Poikloblastik/Sieve texture, tekstur porfiroblastik dengan porphyroblasts tampak melingkupi beberapa kristal yang lebih kecil.
  • Mortar teksture, apabila fragmen mineral yang lebih besar terdapat padamassadasar material yang barasal dari kristal yang sama yang terkena pemecahan (crhusing).
  • Decussate texture yaitu tekstur kristaloblastik batuan polimeneralik yang tidak menunjukkan keteraturan orientasi.
  • Saccaroidal Texture yaitu tekstur yang kenampakannya seperti gula pasir.
  • Batuan mineral yang hanya terdiri dari satu tekstur saja, sering disebut berstekturhomeoblastik.

About

Powered By Blogger